Februari 19, 2009

Lomba Lagi...Lomba Lagi...

Februari 19, 2009
KOMPETISI JURNAL/MAKALAH, LOMBA MELUKIS UNTUK ANAK-ANAK & LOMBA FOTO 2009
The Ary Suta Center (ASC)

TUJUAN

KOMPETISI THE ARY SUTA CENTER AWARD 2009 diselenggarakan untuk membangun kompetensi, penciptaan nilai, dan daya saing melalui pengembangan intelektual, seni dan budaya demi membentuk tingkat kecerdasan sejak dini, serta daya ekspresi berbentuk karya foto.

KATEGORI PESERTA

Kompetisi Makalah dan Lomba Foto terbuka untuk umum.

Lomba Melukis untuk Anak-anak terbuka bagi: Kelompok A (usia 3 tahun - 5 tahun); Kelompok B (usia 6 tahun - 8 tahun); Kelompok C (usia 9 tahun - 11 tahun); dan Kelompok D (usia 12 tahun - 14 tahun).

TOPIK MAKALAH [PILIH SALAH SATU]

* Pedoman Moral dan Pembentukan Karakter dalam Kepemimpinan
* Krisis Keuangan Global dan Dampaknya bagi Indonesia: Pengelolaan Strategi dan Kebijakan
* Executive Intelligence dan Budaya Perusahaan
* Klik disini untuk melihat brosur Kompetisi Jurnal
* Informasi tambahan :
o Bahasa dapat menggunakan Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris.

TEMA LUKISAN [PILIH SESUAI KELOMPOK]

* Kelompok A: Kebebasanku
* Kelompok B: Mainanku
* Kelompok C: Indonesiaku
* Kelompok D: Impianku
* Klik disini untuk melihat brosur Kompetisi/Lomba Lukisan

TEMA FOTO [PILIH SALAH SATU]

* Kemiskinan dan Kemakmuran
* Indonesia Hijau dan Perubahan Iklim
* Politik dan Kepemimpinan
* Klik disini untuk melihat brosur Kompetisi/Lomba Foto
* Informasi tambahan :
o Kompetisi / Lomba ini terbuka untuk umum, (masyarakat luas, amatir, professional).
o Lokasi foto dapat dilakukan di luar indonesia, tapi mengingat topik yang disampaikan akan menarik sekali apabila dilakukan hanya di Indonesia.
o Dalam hal mengikuti beberapa tema, maka setiap Photo harus dilengkapi dengan formulir pendaftaran tersendiri.
o Olah Digital yang dimaksud adalah yang sesuai dengan standar photography pada umumnya, artinya originalitas dari hasil kamera tersebut bukan rekayasa atau ada penambahan trik khusus terhadap photo tsb.
o Tidak pernah dipublish artinya, tidak pernah mengikuti lomba dan menang dengan photo tsb, tidak pernah diperjualbelikan, tidak pernah ditayangkan di media apapun (umum sudah pernah melihat).
o Ukuran HARUS 30×40 cm, pada umumnya standar di beberapa studio foto, dicetak tanpa ada frame.
o Dapat menggunakan Kamera Analog ataupun Digital.
o Agar menyertakan NEGATIVE ASLI dan/atau File Asli Hi-Res dalam CD yang dikirimkan bersamaan dengan hasil cetak tersebut.
o Peserta tidak perlu mengirimkan softcopy melalu internet, silahkan kirim langsung via pos bersamaan dengan formulir dan hasil karya.

PENGHARGAAN KOMPETISI MAKALAH

Uang tunai:

* Juara Pertama: Rp 15 juta;
* Juara Kedua: Rp 10 juta;
* Juara Ketiga: Rp 5 juta

Non-finansial:

* Sertifikat dari The Ary Suta Center bagi para juara
* Publikasi makalah di media yang diterbitkan oleh The Ary Suta Center.
* Publikasi makalah di Web-Site The Ary Suta Center
* Publikasi makalah di Web-Site KOMPASTV (www.kompas-tv.com)

PENGHARGAAN LOMBA MELUKIS UNTUK ANAK-ANAK

Uang tunai:

* Juara Pertama: Rp 5 juta;
* Juara Kedua: Rp 3 juta;
* Juara Ketiga: Rp 1 juta

Non-finansial:

* Sertifikat dari The Ary Suta Center bagi para juara
* Lukisan mereka akan disertakan dalam Pameran Seni ASC 2009.
* Lukisan akan ditayangkan di Web-Site The Ary Suta Center
* Lukisan akan ditayangkan di Web-Site KOMPASTV (www.kompas-tv.com)

PENGHARGAAN LOMBA FOTO

Uang tunai:

* Juara Pertama: Rp 10 juta;
* Juara Kedua: Rp 5 juta;
* Juara Ketiga: Rp 3 juta

Non-finansial:

* Sertifikat dari The Ary Suta Center bagi para juara
* Foto akan disertakan dalam Pameran Seni ASC 2009.
* Foto akan ditayangkan di Web-Site The Ary Suta Center
* Foto akan ditayangkan di Web-Site KOMPASTV (www.kompas-tv.com)

INFORMASI

Dapat menghubungi Koordinator Kompetisi ASC, Mira Wulandari di:
THE ARY SUTA CENTER
Jl. Prapanca III No. 11, Jakarta 12160, Indonesia
Tel. : (62-21) 739 3224; Fax: (62-21) 727 953 74
e-mail: arysuta@arysutacenter.com
Official Web ->
http://www.arysutacenter.com
http://www.kompas-tv.com

Februari 17, 2009

'Lil Fifi

Februari 17, 2009
Fifi kecil...
Tertular flu darimu, mengejarmu ke penjuru kamar tidurku, memelukmu saat tidur, mendengarkanmu menyanyi sambil menarik-narik bajuku, mendapatimu berpose saat aku mengarahkan kamera padamu, melihat tawamu yang manja dan unik, melihatmu berlarian bersama si gadis keriting itu...
Membuatku berharap, suatu hari nanti kita akan bermain bersama lagi, di tempat tidurku yang besar, mengacak bed cover dan seprai yang sudah dirapikan, dan saling melempar bantal sofa di kamarku.
Mungkin, aku juga ingin tertular flu-mu lagi...Fifi kecil...






Mengikuti Arus Mimpi



Seorang teman yang kukenal cukup baik mencoba menjalani hidup seperti adanya, "berjalanlah mengikuti arus, jangan menentangnya." Sebenarnya apa yang membuat diri ini menentang arus? Apakah karena keinginan yang bertubi-tubi atau karena sebuah mimpi yang dianggap sebagai aktualisasi diri paling jujur?
Maka ia sering berkata "kita lihat saja nanti." Semuanya serba tak pasti, di saat orang lain menginginkan suatu kepastian, ia masih berpikir dan ragu, karena pada dasarnya ia hanya mengikuti arus yang mengalir dalam hidupnya. Ia tak punya kuasa untuk menentukan. Ia hanya menyerah pada aliran yang ia harapkan bisa membawanya mencapai angan dan mimpi, hanya memupuk sebuah harapan dengan kerja keras yang mengikuti arus.
Apakah mimpi-mimpinya telah tercapai?

Gnothi Seauton




She had a great smile to make you down on your knees
She had beautiful black eyes and long lashes of sadness
she had a wonderful dream to be a great person, someday
She had her own thoughts about life and love

When I look at her, she always smiling
She wrote an extraordinary simple letter
Deep down, she's hiding something, a sadness and regret
She stays smiling for years until one day it's all fading

She's gone, And I miss her when I look at the mirror.

Di Balik Tirai Kamarku




aku mengamati....
seorang laki-laki dari kejauhan, di balik tirai jendela berwarna putih
lima menit kuhabiskan untuk terpaku di depan jendela
aku mengamati...
seorang laki-laki dewasa, mungkin lebih tua sedikit dari aku
ia duduk bergumam sendiri di teras berlantai semen
aku bertanya sendiri...
apa yang ia pikirkan? matanya kosong tanpa beban
aku mengenali caranya memperhatikan jalanan kosong, sepertiku
laki-laki itu penderita epilepsi, aku yakin ia tak ingin dikasihani.

Februari 15, 2009

Room MakeoVer

Februari 15, 2009
Jadwalku kemaren nganterin ipeh ke RMC [Ratulangi Medical Center, red] buat nyari second opinion soal tonsilitis kronisnya, ternyata emang musti diangkat dua-duanya. dah rusak, fungsi kelenjarnya gak mungkin kembali, bahkan udah menyebar ke kerongkongannya. Kata dokter Qadar, "Tonsilnya udah rusak, gak mungkin kembali dan satu-satunya jalan emang musti diangkat. Kalo dibiarin terus begini akan jadi penyakit kambuhan dan bakterinya nyebar kemana-mana. Yang pasti, kerongkongan gak mungkin dioperasi." Aku membayangkan kalo ada yang namanya operasi kerongkongan pasti namanya bakal jadi 'esofagusektomi' hahaha...cute name.

So, this is the picture of si sakit nyonya ipeh en si pengantar nyonya dhini yang kurang tidur. Gila tu mata ngantuk abis.

And, this morning...begini nih tampangku lagi tidur. Udah dua minggu ini gak pernah tidur senyenyak ini. Fotonya sapa yang ngambil ya??


Gak tau kenapa, bangun tidur ini aku ngerasa kebebanin banget sama kondisi kamarku yang gak terurus selama sebulan terakhir. Bulan januari kemaren emang sibuk banget, even makan juga gak teratur dan setelah melihat jamur-jamur mulai menumbuhi stetoskop litmann-ku [tu barang satu harganya 600rb skarang] aku pun mulai berinisiatif untuk membersihkannya. mulai dari stetoskop nyebar ke meja belajar, en lemari beserta isinya. Akhirnya bersih dehhh....bebas jamur dan debu yang udah sebulan menemani hari-hari sibukku. no more jamur!! [gara-gara musim hujan, kamarku jadi lembab jadinya gampang jamuran dehh barang-barang sekitarnya. menyedihkan. hujan, cepatlah berakhir].







Hasil dari acara bersih-bersih hari ini adalah dua kantong laundry yang teronggok manis di samping tempat tidurku. I have to call the euro laundry to pick them up [jangan salah, dua kantong laundry itu belum apa-apa, masih ada seember baju yang sudah dicuci di kamar mandi tapi belum dijemur, gak tau kenapa males banget ngangkatnya ke jemuran].

Okay, maag-ku kambuh sekarang, udah mual-mual, I have to go find something to eat.
see ya...





Februari 13, 2009

Potraits without any reasons

Februari 13, 2009
Sometimes, you dont need any reasons to do or say something.
Sometimes, the picture in your mind or phone can have it all.

Just watch the potraits...without any reasons or explanations.
Just see the view...let your thoughts fly away.
Sometimes, it is the best thing to do.













Geek in the pink - Jason Mraz



Yo, Brotha A to z,
Yo, wussup B,
Yo, What time is it?

Ha-ha, It's laundry day!

(do do do...)

Well let the geek in the pink take a stab at it
If you like the way I'm thinkin' baby wink at it
I may be skinny at times but I'm fat fulla rhymes
Pass me the mic and I'm a grab at it
Well isn't it delicious crazy way that I'm kissin'
This baby listen to this don't wanna miss it while it's hittin'
Sometimes you gotta fit in to get in
But don't ever quit cause soon I'm gonna let you in but see

I don't care what you might think about me
You'll get by without me if you want
Well,I could be the one to take you home
Baby we could rock the night alone
If we never get down it wouldn't be a let down
But sugar don't forgetin' what you already know
That I could be the one to turn you out
We could be the talk across the town
Don't judge it by the color, confuse it for another
You might regret what you let slip away

like the geek in the pink (do do do...)
well like the geek in the pink, yeah (geek in the pink)

Well my relationship fodder don't mean to bother nobody
But Cupid's automatic musta fired multiple shots at her
Because she fall in love too often that's what the matter
At least I talk about it keep a pattern of flattery and
She was starin' through the doorframe,and
Eyeing me down like already a bad boyfriend
Well she can get her toys outta the drawer then
Cause I ain't comin' home I don't need that attention, see

I don't care what she might think about me
She'll get by without me if she want
well, I could be the one to take her home
Baby we could rock the night alone
If we never get down it wouldn't be a let down
But sugar don't forgetin' what you already know
that I could be the one to turn you out
We could be the talk across the town
Don't judge it by the color, confuse it for another
You might regret what you let slip away

Hey baby look at me go
From zero to hero
You better take it from a geek like me
Well I can save you from unoriginal dum-dums
Who wouldn't care if you com....plete them or not

So what I've got a short attention span
A coke in my hand
Because I'd rather have the afternoon, relaxin understand
My hip hop and flip-flops well it don't stop with the light rock
A shot to mock you kinda puts me in the tight spot
The hype is nothing more than hoo-ha so I'm
Developing a language and I'm callin' it my own
So take a peek into the speaker and you'll see what I mean
That on the other side the grass is greener

I don't care what you might think about me
You'll get by without me if you want
I could be the one to take you home
Baby we could rock the night alone
If we never get down it wouldn't be a let down
But sugar don't forgetin' what you already know
I could be the one to turn you out
We could be the talk across the town
Don't judge it by the color, confuse it for another
You might regret what you let slip away
like the geek in the pink (do do do...)
I'm the geek in the pink ya'll
geek is the color for fall
i'm the geek in the pink
so i'm the geek ya'll
in the pink ya'll
geek is the color for fall
i'm the geek in the pink

It's about . . .

Dikopi dari jurnal terbengkalai milik seorang teman. Just read it, it's good...
Enjoy and please sent me the track-back

1. It hurts to love someone and not be loved in return, but what is more painful is to love someone and never find the courage to let that person know how you feel.

2. A sad thing in life is when you meet someone who means a lot to you, only to find out in the end that it was never meant to be and you just have to let go.

3. The best kind of friend is the kind you can sit on a porch swing with, never say a word, and then walk away feeling like it was the best conversation you've ever had.

4. It's true that we don't know what we've got until we lose it, but it's also true that we don't know what we've been missing until it arrives.

5. It takes only a minute to get a crush on someone, an hour to like someone, and a day to love someone but it takes a lifetime to forget someone.

6. Don't go for looks; they can be deceiving. Don't go for wealth; even that fades away. Go for someone who makes you smile because it only takes a smile to make a dark day seem bright.

7. Dream what you want to dream; go where you want to go; be what you want to be; because you have only one life and one chance to do all the things you want to.

8. Always put yourself in the other's shoes. If you feel that it hurts you, it probably hurts the other too.

9. A careless word may kindle strife; a cruel word may wreck a life; a timely word may level stress; a loving word may heal and bless.

10. The happiest of people don't necessarily have the best of everything, they just make the most of everything that comes along their way.

11. Love begins with a smile, grows with a kiss, ends with a tear. When you were born, you were crying and everyone around you was smiling. Live life so that when you die... you are the one smiling and everyone around
you is crying..

Februari 12, 2009

Da Mihi Basilia Mile

Februari 12, 2009
i love you Pictures, Images and Photos

I do think about it
Maybe, I do want it
And, I guess I'll do it
So,
Kiss me with a thousand kisses



Februari 11, 2009

Bidadari Lajang

Februari 11, 2009
Meresapi makna dari setiap kata dan pancaran mata
Menarik napas panjang untuk setiap kesabaran yang melilit
Menikmati keanggunan seorang bidadari lajang
-Dini Rustwiy Hapsari-

Aku terus memikirkan perempuan itu, tak disengaja, tapi ia terus melekat dalam sel-sel otakku. Aku baru mengunjunginya lagi kemarin.

Aku selalu menerka-nerka apa yang ada di dalam pemikirannya dan pertimbangannya. Mengapa sampai usia ini ia belum juga ingin menikah.

Parasnya cantik, tubuhnya sintal seperti gitar, matanya yang bersinar penuh kecerdasarn. Aku mengagumi kedewasaan dan kesabarannya.

Seorang bidadari lajang yang digerogoti kesepian, itulah yang kulihat saat memandangnya lekat-lekat. Sinar matanya tak mampu menutupi kesepian seorang anak tunggal.

Aku yakin ia memiliki alasan kuat mengapa belum ingin melengkapi hidupnya dan berbakti kepada seorang suami. Apakah ia mendambakannya?

Aku sungguh ingin tahu. Tapi rasa ingin tahuku selalu membuat lidahku kelu saat berhadapan dengannya. Kharismanya meredamku.

Teh, I really wanna know why.

The Perfect One

Pagi ini aku eneg banget sama yang namanya ‘kecantikan’.

Para filosof-lah yang terlebih dulu mengungkapkan persepsi tentang kecantikan, apa yang dimaksud kecantikan, darimana datangnya penilaian tentang kecantikan, bagaimana seseorang dinyatakan cantik?

Semua pertanyaan tersebut sudah dipikirkan oleh para ahli filsafat, yang tentu saja lebih banyak berpikir dan menggunakan belahan otak kiri, namun mereka tidak dapat membuktikannya secara obyektif.

Cleopatra, Helen of Troy, Ratu Nefertiti, menjadi simbol kecantikan dunia, bahkan Pascal mengatakan bahwa “Jika hidung Cleopatra pesek, maka persepsi dunia juga akan berubah” [Setuju!! Maka kaum Arya tidak akan sesombong ini memiliki hidung mancung, dan pastinya tidak ada seorang perempuan pun yang mau operasi plastik untuk memancungkan hidung].

Kecantikan wajah selalu menjadi aspek yang paling berharga dalam kecantikan manusia. Penilaian kecantikan wajah bersifat subyektif. Pada abad ke-16, seniman Albrecht Durer mengatakan, “Saya tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan kecantikan, tapi yang saya tahu, hal itu mempengaruhi berbagai hal dalam kehidupan.” Beliau mengatakan bahwa wajah yang tidak proporsional dinyatakan kurang estetis, sedangkan fitur-fitur yang proporsional tidak selalu dinyatakan cantik.

Persepsi kita tentang kecantikan wajah didasarkan pada keturunan dan lingkungan. Dasar evolusioner kecantikan wajah antara lain kesimetrisan wajah, dan karakteristik seksual sekunder, yang merupakan persyaratan seleksi seksual, dan mengarahkan kita pada proses reproduksi.

Kini, keidealitasan kecantikan wajah digunakan oleh media massa modern untuk mencetuskan “tampilan sempurna”. Masyarakat akan membandingkan tampilan wajahnya dengan potret individu yang tergambar dalam media massa, yang sebenarnya tidak realistis, hal ini mempengaruhi persepsi masyarakat tentang kecantikan yang ideal, dan jika mereka mendapati tampilannya tidak sesuai dengan potret tersebut, akan timbul ketidakpuasan terhadap citra-tubuh, dan kemungkinan akan mengakibatkan beberapa gangguan, seperti perubahan pengenalan-diri, gangguan pencernaan, dan body dysmorphic disorder.

Nama Ratu Nefertiti, yang berarti ‘the perfect one’, seharusnya tidak menjadi patokan. Bukankah kasihan individu yang mengalami kecacatan wajah? Kepercayaan dirinya akan semakin berkurang dengan adanya persepsi masyarakat yang demikian.

Satu penelitian menemukan bahwa individu yang mengalami kecacatan ringan atau sedang pada wajah, memiliki kepercayaan diri yang lebih rendah dibandingkan dengan individu yang mengalami kecacatan parah. Kemampuan beradaptasi dengan kondisi diri dan lingkungan pada individu yang mengalami kecacatan parah lebih baik, ia telah mengetahui persepsi orang terhadap tampilan wajahnya, meskipun negatif, sehingga dapat membangun mekanisme pertahanan-diri yang lebih baik.

Jadi, ilmu pengetahuan dan seni bersatu membentuk suatu persepsi tentang kecantikan. Keduanya membentuk suatu harmoni kehidupan, menampilkan wajah-wajah yang memiliki estetika tinggi di muka dunia. Manusia-manusia yang kurang percaya diri pun akan semakin menenggelamkan wajahnya dalam ruang operasi bedah plastik.

That’s what I thought.

Februari 04, 2009

JilBaB ??

Februari 04, 2009

Februari 03, 2009

Jatah Waktu Cinta

Februari 03, 2009
Sejak bergelar ‘jomblo’ kurang lebih 2 tahun lalu, aku bisa melihat pola kehidupan romantisku dengan jelas. Aku memang tidak pernah kehilangan ‘penggemar’, rasa sayang itu datang dan pergi setiap bulan, berpindah dari satu orang ke orang lainnya. Mati satu tumbuh seribu. Sebagai seorang ‘jomblo’ aku tidak pernah kesepian cinta.


Setelah diperhatikan dan dirasakan, saat segalanya telah berakhir, saat malam hari tiba di suatu hari yang dingin dan menyedihkan, rasa sakitnya bertumpuk. Setiap cinta hanya memiliki jatah satu bulan. Hanya ada satu bulan untukku berbahagia dengan orang yang sudah mulai kusayangi. Setiap bulan, aku harus menghancurkan dan menata kembali hatiku agar bisa mencintai orang lain. Tapi saat rasa itu mulai tumbuh, aku harus bersiap-siap untuk ditinggalkan. Karena waktunya akan segera berakhir, cinta itu tidak kekal. Aku tak boleh menyimpannya.

Kini aku telah terbiasa, menyayangi dan melupakan dalam sekejap. Tak sulit lagi. Semua hanya faktor kebiasaan, aku mudah sekali ketergantungan pada cinta yang tak kekal.

Pada saatnya nanti, aku akan menemukan cinta yang tidak akan berpindah, cinta yang akan berlangsung lebih lama dari satu atau beberapa bulan. Cinta yang kekal.


God simply want me to meet many wrong people before I meet the right one.”

Dan, harapan itu tetap ada. . .

Since the Declaration



Okay, this is feel so ugly when we had this kind of fight.
The best thing happen when we’re make up, but I dont think this is gonna get better. It’s been our biggest problem since the declaration of loving you-and-loving me.

I’m not mad at you, I dont hate the world, I just want you.
So, just stay the same. I just want you here with me when things get ugly.
Why is it so hard to get? Why I can’t have this comfortness?

I dont understand why you keep want me to say those words? It’s all will be meaningless for me.

Let me keep it only for me.


Tiada Akhir




Bila kau memintaku tuk pergi
Tak kan kau lihat aku disini
Jika kau memintaku tuk tinggal
Ku kan disini tanpa menyesal
Seperti inilah aku mencintaimu

Karna cinta yang kupunya
Tak kan berbatas dunia
Aku mencintaimu
Tiada batas, tiada akhir

Menelusuri dalam hatimu
Akan kujalani tanpa ragu
Menjadikanmu tempat terhangat
Jatuhkan pelukmu dengan erat
Seperti inilah aku mencintaimu

Karna cinta yang kupunya
Tak kan berbatas dunia
Aku mencintaimu
Tiada batas, tiada akhir

Tiada batas, tiada akhir
Aku mencintaimu...

Februari 01, 2009

At First Sight

Februari 01, 2009
Would I say I love him?
Kalau harus menjawabnya sekarang, I would say I dont know.
Aku sungguh-sungguh tidak tahu saat harus menghadapi kemanjaannya yang memaksa aku berkata ‘I love you’ saat dia meneleponku karena kangen dan terus menegaskan bahwa aku jatuh cinta padanya.
Tapi aku mencintainya saat dia memanggilku ‘sayang’ setiap kali mengangkat teleponku, aku mencintainya karena aku sungguh merasa nyaman mengetahui dia menyayangiku. Aku mencintainya saat ia membuatku terbahak-bahak di tengah malam buta mendengar ceritanya. Aku mencintainya karena ia bisa menjadi dewasa dan childish pada kondisi tertentu.
Apakah itu semua menunjukkan kalau aku mencintainya?Maybe. Jarak Jakarta-Bontang terlalu jauh untuk kami bertemu setiap hari dan mengungkapkan cinta [kalimat yang sering disalahartikan]. Jarak itu juga yang membuatku meragu saat ingin mengendapkan cintaku dalam-dalam untuknya. Aku belum mengenalnya dengan baik. Kehidupannya yang sebenarnya, and vice versa.
Honestly, I’ve never meet him. Hanya sekali melihatnya live on webcam dan berkali-kali [hampir tiap hari] chatting plus talking on the phone. Memang dasar hati, tak punya mata dan kepala, jatuh cinta pun tak terbendung.
Dan, mohon maaf kalau bahasaku campur aduk. Terkadang, aku lebih fasih dan nyaman menggunakan bahasa Inggris. Dalam tes IQ, kemampuan berbahasaku sangat tinggi, tapi giliran tes bahasa Indonesia, nilainya paling rendah diantara semua tes yang dilakukan, termasuk tes kemampuan abstrak dan bahasa asing.
Okay, love on the net is not really a guarantee that he really loves you. Bahkan, diragukan oleh orang-orang sekitarku yang mengatakan “jangan buang-buang hatimu untuk mencintai orang yang belum pernah kamu temui”
“Yaa...gue udah jatuh cinta aja, mau gimana lagi?” Jawaban khasku saat teman-teman dekatku meragukan rasa sayangnya kepadaku. Well, they just wanna protect me from hurting, you know.
Mmm....yang namanya jatuh cinta, nyata ataupun maya, tetap saja membuat hatimu berbunga-bunga. Kalau dalam film India, sepasang muda-mudi yang sedang jatuh cinta akan berlari-lari di kebun bunga lalu bernyanyi dan menari mengungkapkan cinta. Saat lagu berakhir, barulah kembali ke realita. Kira-kira seperti itu.
Aku dan Ali akan menapaki kenyataan saat kami bertemu. When the meet cute finnally ours.

* * *
Siang ini Sepinggan terlihat lengang, aktivitas lebih banyak terjadi di sekitar pintu masuk keberangkatan. Hanya ada beberapa orang lalu-lalang di sekitar ruang tunggu terminal kedatangan. Aku mulai bosan memelototi layar besar yang menguraikan jadwal kedatangan. Tertulis di situ, kedatangan pesawat Garuda Indonesia dari Jakarta tertunda. Menyebalkan!

Beberapa menit lalu, Ali menelponku
“Bi, pesawatnya ditunda sampai jam 5. Sabar ya Bi.” Seharusnya dunia tahu, aku bukanlah tipe orang penyabar. Patients is a skill and I dont have that kind of skill.
“Ya udah deh, Abi tunggu di Bandara aja.” Aku mulai mengambil napas panjang dan melepaskannya bersama kekesalanku.
Seharusnya aku tahu kalau pesawat di jaman sekarang ini tidak ada yang on time. Kalau saja aku menganut sistem itu, aku tidak akan bangun subuh dan menyetir sendiri selama 5 jam untuk menjemput kekasih mayaku itu.
Yup! This is the day when the meet cute is really going to happen.
Satu menit...dua menit...lima menit...Duduk di ruang tunggu membuatku kesal. Akhirnya aku beralih ke coffee shop di samping tangga yang menuju ke waving terminal di lantai 2. Berharap sepotong kue manis dan iced capuccino bisa membuatku melupakan kekesalan.
Handphone di saku jeansku berdering dan bergetar singkat. Tanda sms masuk.

From: Dokter Ikan Abi [0812964xxxx]
Lg ngapain, Bi? G lagi marah2 kan?

Manusia yang satu ini seperti sudah mengenalku sejak 10 tahun lalu. Atau dia memiliki teropong bulan yang bisa mendeteksi setiap gerak-gerikku?

To: Dokter Ikan Abi [0812964xxxx]
G kok, Abi lg ngopi. Abi sangat SABAR.

Tak lama terdengar dering dan getar panjang. Nama Dokter Ikan Abi muncul di layar besar blackberry-ku.
“Halo.” Jawabku singkat dengan muka cemberut yang tak bisa dilihatnya.
“Abi kalo lagi kesel tambah cantik deh. Tapi gak pake cemberut gitu dong, sayang.”
“Abi gak cemberut kok. Sok tau.” Terdengar tawa renyah dari seberang telepon. Suasana di latar belakangnya terdengar riuh. Aku menduga, bukan hanya aku satu-satunya orang yang kesal dengan penundaan ini. “Aku bisa membayangkan kalau kamu lagi cemberut, sayang. Pasti tambah cantik.”
“Udah deh, Ali bikin Abi tambah kesel aja. Abi ini udah capek-capek nyetir. Gak mau tau, pokoknya ntar Ali yang musti nyetir dari Balikpapan. Abi capek.”
“Iya, sayang tenang aja. Ntar aku yang nyetir. Abi ngopi dimana sekarang?”
“Di Bandara lah. Masa mau ke mall. Kejauhan kali.”
“Iya, Ali tau. Di sebelah mana?”
“Deket tangga, gak jauh dari terminal kedatangan.” Aku mulai malas menjawab telepon. Meskipun aroma kopi sudah mengisi perutku, rupanya kafeinnya tidak bekerja untuk otakku. Aku merebahkan kepalaku di meja, berbantal lengan kiriku yang tidak memegang handphone.
“Ya udah deh. Abi tunggu ya. Sejaman lagi aku nyampe. Udah ya.” Aku membalas dengan anggukan malas, seakan-akan dia bisa melihatku. Dasar bodoh!

Satu menit...tiga menit...lima menit....tujuh menit...aku bosan menghitung waktu. Mataku mulai terasa berat. Meja kayu yang keras ini akan segera menjadi tempat tidurku. Aku tak peduli, aku hanya ingin tidur. Mataku sudah 5 watt.
Akhirnya mataku terpejam. Entah untuk berapa lama, yang jelas tidur di tempat ini terasa nyaman. Aku bisa memimpikan detik-detik saat akhirnya aku bertemu Ali. This excitements embeded into my bubble dreams.
Aku bisa merasakan tangannya yang hangat menyentuh pipiku dengan halus. Membuatku semakin mengantuk. Lalu ia membelai rambutku, menyusuri setiap lekuk wajahku. Berbisik “I miss you, Bi”. Dia selalu memintaku mengatakannya, tapi kalimat itu tak pernah diucapkannya sekalipun.
Ini mimpi yang indah.
“Bi...tidurnya kok bisa enak banget, Bi?” Aku bisa mendengar suara Ali memenuhi gelembung-gelembung mimpiku. “Bi...bangun Bi, malu diliat orang.” Saraf-saraf simpatisku mulai bekerja mengalahkan rasa kantuk yang mendera. Aku mulai kembali ke riuhnya manusia-manusia yang tidak sabar menunggu penundaan. Suasana coffee shop kembali mengisi kesadaranku. Tapi kali ini ada orang lain yang duduk di depanku, orang itu meletakkan tangannya di pipiku. Ini kenyataan atau masih mimpi?
“Abi ini perempuan aneh. Bisa-bisanya tidur di tempat umum kayak gini.” Mataku langsung terbelalak. Ini bukan mimpi!
Memalukan! Pertemuan pertama seharusnya mengesankan.
“HAH?! Sejak kapan kamu di sini? Emang Abi tidur sejam ya?” Aku beranjak dari posisi tidurku. Mengusap-usap mataku. Untung aku tidak memiliki kebiasaan ngiler dan ngorok saat tidur. Bisa jadi lebih memalukan dari ini.
Ali tersenyum, mata sipitnya menatapku. Menelusur dalam-dalam menembus ke belakang otakku.
“Hai, Abi.” Tegurnya dengan suara lembut, aku pun tersenyum malu-malu. Membayangkan diriku sedang mengedip-ngedipkan mata dengan pipi bersemu merah.
“Hai, Ali.” Jawabku. Kami masih tersenyum malu dan saling menatap selama beberapa detik berikutnya.
“I’m here, Abi.” Katanya lagi.
“You’re here.” Jawabku sambil tersenyum. Kembali menatapnya dalam diam selama beberapa menit berikutnya.
“I really wanna kiss you right now.” Katanya.
“APA?!” tiba-tiba suasana saling menatap itu membuatku sangat malu. “Udah, ayo kita pulang.” Aku beranjak dari tempat duduk plus tempat tidurku. Ali pun mengikutiku. Aku tahu dia kesal karena aku menghindar. Ia menenteng backpack hitam-nya di satu pundak. Berdiri di depanku, siap mengikutiku. Tapi waktu aku baru melangkahkan satu kaki, ia menarik pinggangku, pelan dan tegas, lalu mendaratkan ciumannya di bibirku. Pelan dan lembut. Terdengar beberapa orang berteriak kaget. Masa bodoh ini tempat umum atau bukan. Aku menikmatinya, aku menyukai ciumannya.

Dua detik....lima detik....tujuh detik...saat Ali melepaskan ciumannya, kami berdua tersenyum geli. Tidak ada yang perlu dikatakan, kata-kata hanya akan menghilangkan makna.
Ali menggandeng tanganku sepanjang jalan menuju tempat parkir.
This is the time when I would say, “I love surprises!”

* * *

Dentist Girl's Day Part 2


Since last week, it’s become our routine to hang out together dan tujuan kali ini adalah Wedding Expo 2009 di Clarion Hotel Makassar.

Sebenernya dadakan juga planning-nya, secara aku en ipeh udah berencana mu nyari alat di atlantik. Awalnya tujuannya cuma itu doang. Dalam perjalanan, datanglah sms uleng...
“Dear girls, yang mau ikut ke wedding expo di clarion, kumpul di rumahnya tiya jam setengah tiga.”
Aku langsung bilang “Boleh.” [padahal otakku mengingat janji sama miske en dokter kiki yang mau ke rumah. Maap...maap]. Dan, karena gak mau pulang ke rumah, takutnya aku bakal tidur en malah gagal rencana ke clarion-nya [secara aku ngantuk banget, baru tidur jam 3 gara-gara bercinta lewat udara], akhirnya diputuskan untuk gak pulang.
Bayangin aja, aku en ipeh sampe di atlantik jam setengah 11an gitu, nanya-nanya alat en beli beberapa diantaranya cuma butuh waktu beberapa menit, gak sampe setengah jam. Abis tu kita mampir ke hotel celebes ambil ATM lalu cabut ke Monalisa toko kain. Aku kalap baru liat kain jilbab cantik-cantik.....akhirnya aku beli 5 biji. [hihihi...] padahal gak ada rencana mu beli kain segala. Keliling toko kain ternyata membuat betis berkonde, asli capek banget. Perjalanan berlanjut ke toko perlengkapan jahit, secara ipeh nyari renda buat bajunya [calon desainer yang satu ini butuh waktu berjam-jam buat milih renda doang...gila!].

Kami baru keluar dari toko renda itu sekitar jam 2an. Hahaha...butuh 2 jam untuk memilih renda yang tepat seharga 12.500. belanjaan cuman seiprit en harganya Cuma 12.500 butuh waktu 2 jam sampe aku terkantuk-kantuk, mana gak ada tempat duduk buat mengistirahatkan kaki. Plus, hujan deras. Lengkap deh!

Next destination is MTC, buat makan siang en nyari sendal plastik buatku [yang akhirnya gak nemu, sebagian besar warnanya pink en biru. Bukan warna yang bersahabat untuk kakiku].

Akhirnya, makan siang di Nasi Bakar di food court lantai 4. Nasi bakar, bakso tahu, perkedel jagung, plus iced capuccino berhasil menenangkan perutku dan mataku yang udah minta diganjal pake batang korek api saking ngantuknya.

Tebak, aku ketemu siapa di food court???
Bukan cowok cakep atau mantan gebetan, tapi DOKTER KIKI en temennya yang makan gak jauh dari tempatku. Actually, tepat di depanku dan dia noleh-noleh ke arahku terus. [hahaha....]. Mungkin dia pikir, “Ini anak, bukannya di rumah ngerjain kerjaan gue, malah ngelayap makan di MTC.”

Yaa...gitu dehh...dini juga manusia gitu lohh...emang kerja mlulu. Udah sebulan ini aku gak jalan-jalan. Sebulan ini aku punya rute tetap, rumah-kampus-rsgm-klinik-warnet-rumah. Nice huh?! The Most Wanted person need to stay home 24-7.

Okay, lanjut.
Setelah dari MTC, acara berlanjut nyari bahan di toko sinjai. Orthoplast buat pasienku dan alginat buat pasiennya ipeh. Ternyata pesanan orthoplast-ku belum ada. Jadi musti balik ke situ lagi next week, it’s mean, pasienku akan komplain lagi yang membuatku makin tertekan jadi koas. [hahaha...hiperbola].

Tujuan berikutnya adalah Clarion Hotel di jl. Pettarani makassar. Di bawah hujan deras dan kepedean tingkat tinggi ‘coz berani datang ke hotel dengan dandanan ala kadarnya [pake sendal jepit-jepitan, rambut berantakan, sebagian baju dan jeans basah, tas juga ikutan basah]. Kenapa juga itu jalanan menuju lobinya clarion jauh bener, mana jalan kaki dan menenteng payung pula [kucel abis pokoke].

Akhirnya, pas nyampe di lobi clarion, mendaftar dalam guest book, dan menerima segala macam brosur wedding expo, tujuan pertama aku en ipeh adalah kamar mandi yang ada di sisi kiri depan pintu masuk ballroom [untung udah pernah ke sana en memahami seluk-beluk itu gedung].

Dan, untung juga aku bawa parfum, lipstik, lotion, en kacamata untuk menutupi mata ngantukku. Asli ngiri banget pas ada orang yang masuk ke toilet. Dandanannya rapi, pake high heels, dan harum. Bandingkan sama kita yang baru datang dari kampung, basah, kucel, rambut berdiri, muka pucat dan sayu. Bukan tampang yang oke untuk ikut wedding expo [hahaha...tapi pede aja lagi. just be yourself].

Anak-anak yang lainnya belum datang, aku en ipeh orang pertama yang nyampe. Berikutnya Fina yang ikut gabung waktu kami udah keluar dari toilet [dia baru nyampe dengan dandanan yang jauh lebih baik tentunya].

Tongkrongan pertama kami adalah Primero Photography yang kami kenal gara-gara kawinan-nya leli di ballroom itu juga. Albumnya keren-keren, aku jadi pengen cepet foto pre-wed juga [tapi gak ada pasangan en duit..hahaha..].

Going ot wedding expo will make you realize that “Married need lots of money!!” Mulai dari foto pre-wed, undangan, tempat, dekorasi [dekorasi pelaminan en kamar pengantin], kebaya en baju adat yang mau dipakai, make up [belum termasuk acara luluran dan siraman], makanan, cincin kawin, even bantal dan bed cover juga ada rancangannya, mobil hias pengantin. Asli ribet banget dan muahaallll...gak usah merit dehh. Daripada setelah merit ngutang kanan-kiri dan makan cinta. Hahaha....



And going to wedding expo also make realized that this is the time when you have to be a grown woman with mature thoughts about marriage and how it will be.

Personally, having that kind of thoughts in my head makes me wondering, who will I marry? Can I have a dream wedding like this? Will he love me forever if he could give me the kind of wedding I always dream about?

The perfect wedding day is not a guarantee that you’ll be happier with your marriage. The perfect wedding is not always tell the truth about how’s your marriage will be.
It’s all depend on you and your future hubby of course.

Hari yang melelahkan itu diakhiri dengan berbagai pertanyaan dalam diriku. Aku sungguh tak punya rencana menikah saat ini, kalau ingat pacar pun aku tak punya.

Dinner di rumah makan Marem di jl. Boulevard panakukkang mas menutup dentist girl’s day part 2, nasi pecel [yang membuatku kepedesan, asli pedes banget!!] dan jus lemon mengisi perut yang kelaparan sejak sore. [untungnya aku sempet ngopi bentar di clarion...hehehe....ada pengganjal perut].

Planning next week adalah going martha tilaar spa di Clarion lantai 3 [kalo aku gak sibuk tentunya en ada yang nemenin, gak pede spa sendirian, secara satu badan bakal dibuka-buka en dilihat oleh orang asing].
 
Abby © 2008. Design by Pocket Blogger Templates