Ternyata aku kangen.
Tapi kenapa ya rasanya perih? membuat air mataku mengambang di pelupuk mata saat melihat foto-fotomu dengan tawa khas yang sangat aku suka, mengenang bagaimana aku sangat menyayangimu dulu. Mencintaimu tanpa alasan, menyayangimu tanpa batas.
Apakah benar sudah tuntas?
Mei 23, 2010
April 22, 2010
Stood Up
April 22, 2010
Kebersamaan ini sudah tidak menyenangkan lagi saat aku tahu ada orang lain yang terluka. Malam itu aku tersenyum menyaksikannya memakimu di depan umum, walaupun tanganku dingin dan bergetar saat ia meneriakkan peringatannya kepadaku.
Seorang perempuan pemberani, tapi bodoh.
Apakah dia belum belajar bahwa berteriak mencari perhatian di depan umum tidak akan menyembuhkan rasa sakitnya?
Kejadian malam itu sangat lucu, atau hanya pikiranku yang membuatnya terlihat lucu. Aku sedang duduk di sebuah kafe outdoor bersama mantan calon pacar baruku, dia sedang memijat kepalaku jadi menyuruhku rebahan di bahunya. Belum sampai 5 menit, tiba-tiba ada perempuan yang berteriak-teriak di belakangku, entah apa yang ia katakan, aku kira perempuan sinting. Tapi mantan calon pacar baruku ini justru berdiri dan menghampirinya, memperingatkannya dengan nada tinggi. Sang mantan pacar. Semua orang di kafe itu berdiri melihat adegan sinetron live. Harus diakui, memang menegangkan seperti di sinetron, apalagi kalau liat aktris pemeran utamanya [*sang mantan] bener-bener cocok memerankan karakter antagonis. Loud voice, angry eyes, full make up, wearing short skirt and high heels, with a hand bag and long curly hair. Persis artis.
Mereka bicara dengan nada tinggi di parkiran, di balik mobil. Pikiranku membayangkan mereka sedang bunuh-bunuhan, jadi aku menghampiri tapi perempuan itu justru berteriak ke arahku, dan mantan calon pacar baruku menengahi agar ia tak mencapaiku. So, she just keep yelling at me in a distance, tapi jelas suaranya gak terdengar seperti diteriakkan dari kejauhan. I can hear it perfectly.
Ceritanya dipotong sampai di sini ‘coz lanjutannya bener-bener bukan urusan orang banyak, it’s just an example.
So, this is what I think about this ‘antagonist’ woman..Fragile, brave, and stupid.
Dia masih berdiri di depan pintu yang sudah tertutup, tidak mau melangkah ke pintu lain yang terbuka dan mungkin, lebih baik. Dengan kata lain, dia masih mengharapkan cinta yang hanya akan menyakitinya lebih dalam lagi. So sad, tapi hampir semua perempuan mengalaminya, termasuk aku. Ada masa-masa kritis saat seorang perempuan yang patah hati membayangkan kekasihnya masih mencintainya seperti dulu, jadi dia tetap berharap dan mengiba, melakukan segala cara untuk mendapatkannya kembali.
Well, ladies…please don’t do that. Perbuatan seperti itu menunjukkan kalau kamu adalah perempuan bodoh, even you’re not. Perempuan memang memiliki emosi yang jauh lebih tajam tapi ada kalanya kita harus membuatnya lebih tumpul. Atau, seleksi kasus. Menempatkan diri dan emosi dengan tepat membuatmu lebih bijaksana dan tenang.
Tersenyumlah jika mengalami peristiwa bodoh dan berani semacam cerita di atas. Senyuman monalisa mengandung berjuta makna bukan? Begitu juga dengan senyuman perempuan lainnya, dan begitu juga dengan senyumanku.
Aku tersenyum bukan berarti aku tak terluka. Aku tersenyum bukan berarti aku tak berpikir. Aku tersenyum, karena pada saat itu aku menerima. Aku tersenyum, karena pada saat itu aku takut. Aku tersenyum, karena saat itu aku sangat sedih dan ingin pergi.
Satu senyuman mengandung berjuta makna, itu benar.
“Jangan berdiri di depan pintu yang sudah tertutup. Akan ada pintu lain yang terbuka dan lebih baik.”
Kesengsaraan dan ketidakbahagiaan hanya ada dalam persepsi.
So..
If someday you can’t find me anywhere in your world,
you already know my reasons.
Seorang perempuan pemberani, tapi bodoh.
Apakah dia belum belajar bahwa berteriak mencari perhatian di depan umum tidak akan menyembuhkan rasa sakitnya?
Kejadian malam itu sangat lucu, atau hanya pikiranku yang membuatnya terlihat lucu. Aku sedang duduk di sebuah kafe outdoor bersama mantan calon pacar baruku, dia sedang memijat kepalaku jadi menyuruhku rebahan di bahunya. Belum sampai 5 menit, tiba-tiba ada perempuan yang berteriak-teriak di belakangku, entah apa yang ia katakan, aku kira perempuan sinting. Tapi mantan calon pacar baruku ini justru berdiri dan menghampirinya, memperingatkannya dengan nada tinggi. Sang mantan pacar. Semua orang di kafe itu berdiri melihat adegan sinetron live. Harus diakui, memang menegangkan seperti di sinetron, apalagi kalau liat aktris pemeran utamanya [*sang mantan] bener-bener cocok memerankan karakter antagonis. Loud voice, angry eyes, full make up, wearing short skirt and high heels, with a hand bag and long curly hair. Persis artis.
Mereka bicara dengan nada tinggi di parkiran, di balik mobil. Pikiranku membayangkan mereka sedang bunuh-bunuhan, jadi aku menghampiri tapi perempuan itu justru berteriak ke arahku, dan mantan calon pacar baruku menengahi agar ia tak mencapaiku. So, she just keep yelling at me in a distance, tapi jelas suaranya gak terdengar seperti diteriakkan dari kejauhan. I can hear it perfectly.
Ceritanya dipotong sampai di sini ‘coz lanjutannya bener-bener bukan urusan orang banyak, it’s just an example.
So, this is what I think about this ‘antagonist’ woman..Fragile, brave, and stupid.
Dia masih berdiri di depan pintu yang sudah tertutup, tidak mau melangkah ke pintu lain yang terbuka dan mungkin, lebih baik. Dengan kata lain, dia masih mengharapkan cinta yang hanya akan menyakitinya lebih dalam lagi. So sad, tapi hampir semua perempuan mengalaminya, termasuk aku. Ada masa-masa kritis saat seorang perempuan yang patah hati membayangkan kekasihnya masih mencintainya seperti dulu, jadi dia tetap berharap dan mengiba, melakukan segala cara untuk mendapatkannya kembali.
Well, ladies…please don’t do that. Perbuatan seperti itu menunjukkan kalau kamu adalah perempuan bodoh, even you’re not. Perempuan memang memiliki emosi yang jauh lebih tajam tapi ada kalanya kita harus membuatnya lebih tumpul. Atau, seleksi kasus. Menempatkan diri dan emosi dengan tepat membuatmu lebih bijaksana dan tenang.
Tersenyumlah jika mengalami peristiwa bodoh dan berani semacam cerita di atas. Senyuman monalisa mengandung berjuta makna bukan? Begitu juga dengan senyuman perempuan lainnya, dan begitu juga dengan senyumanku.
Aku tersenyum bukan berarti aku tak terluka. Aku tersenyum bukan berarti aku tak berpikir. Aku tersenyum, karena pada saat itu aku menerima. Aku tersenyum, karena pada saat itu aku takut. Aku tersenyum, karena saat itu aku sangat sedih dan ingin pergi.
Satu senyuman mengandung berjuta makna, itu benar.
“Jangan berdiri di depan pintu yang sudah tertutup. Akan ada pintu lain yang terbuka dan lebih baik.”
Kesengsaraan dan ketidakbahagiaan hanya ada dalam persepsi.
So..
If someday you can’t find me anywhere in your world,
you already know my reasons.
Impossible..
Remember years ago
Someone told me I should take
Caution when it comes to love
I did, I did
And you were strong and I was not
My illusion, my mistake
I was careless, I forgot
I did
And now when all is done
There is nothing to say
You have gone and so effortlessly
You have won
You can go ahead tell them
Tell them all I know now
Shout it from the roof top
Write it on the sky love
All we had is gone now
Tell them I was happy
And my heart is broken
All my scars are open
Tell them what I hoped would be
Impossible, impossible
Impossible, impossible
Falling out of love is hard
Falling for betrayal is worst
Broken trust and broken hearts
I know, I know
Thinking all you need is there
Building faith on love is worst
Empty promises will wear
I know (i know)
And know when all is gone
There is nothing to say
And if you're done with embarrassing me
On your own you can go ahead tell them
Tell them all I know now
Shout it from the roof top
Write it on the sky love
All we had is gone now
Tell them I was happy
And my heart is broken
All my scars are open
Tell them what I hoped would be
Impossible, impossible
Impossible, impossible
Impossible, impossible
Impossible, impossible
Impossible, impossible
Ooh impossible (yeah yeah)
Someone told me I should take
Caution when it comes to love
I did, I did
And you were strong and I was not
My illusion, my mistake
I was careless, I forgot
I did
And now when all is done
There is nothing to say
You have gone and so effortlessly
You have won
You can go ahead tell them
Tell them all I know now
Shout it from the roof top
Write it on the sky love
All we had is gone now
Tell them I was happy
And my heart is broken
All my scars are open
Tell them what I hoped would be
Impossible, impossible
Impossible, impossible
Falling out of love is hard
Falling for betrayal is worst
Broken trust and broken hearts
I know, I know
Thinking all you need is there
Building faith on love is worst
Empty promises will wear
I know (i know)
And know when all is gone
There is nothing to say
And if you're done with embarrassing me
On your own you can go ahead tell them
Tell them all I know now
Shout it from the roof top
Write it on the sky love
All we had is gone now
Tell them I was happy
And my heart is broken
All my scars are open
Tell them what I hoped would be
Impossible, impossible
Impossible, impossible
Impossible, impossible
Impossible, impossible
Impossible, impossible
Ooh impossible (yeah yeah)
Langganan:
Postingan (Atom)