Desember 24, 2008

Leni on a DaTe

Desember 24, 2008
Malam ini, Leni memakai setelan kasual terbaiknya, jeans dan baju batik baru kesayangannya. Ia menggelung rambut dan poninya, membubuhkan bedak dan blush on ke wajahnya, kemudian menambahkan lipstik merah bata di bibirnya yang mungil. Ia memutar badan di depan cermin, bergaya layaknya model catwalk yang hendak pergi show di depan wartawan yang menyalakan blitz kameranya. Leni is ready for a date with Mr. Manager. Aku bisa mencium harum parfumnya dari kejauhan saat ia melangkah keluar pintu setelah mendengar handphone berbunyi, pertanda sang Manajer telah tiba di depan rumah.
Leni, bukanlah gadis yang mudah diajak keluar, pengalaman dan penglihatannya tentang lelaki membuatnya mengulur waktu dan pintar membuat alasan untuk menolak. Sama seperti gadis lainnya, jual mahal adalah modal utama mendapatkan kekasih yang elligible, kebalikan dengan prinsip lelaki yang mengharuskannya maju pantang mundur jika ingin mendapatkan gadis yang berkualitas tinggi. [Aku berbicara seperti para gadis itu adalah barang dagangan, it’s not what I meant].
Saat Leni pulang, aku hanya perlu membiarkannya meresapi malam indah yang ia lalui bersama sang Manajer di gedung bioskop, kemudian ia akan bercerita padaku. Kali ini entah apa yang akan ia ceritakan. Yang jelas, aku menunggunya.
Sang Manajer selalu mengantarnya tepat waktu, mungkin kekhilafan bosnya untuk memilih laki-laki lajang ini sebagai seorang manajer bukanlah hal yang tanpa pertimbangan, ia orang yang sangat on time [mungkin ia punya darah jepang]. Jam 10 malam, tepat.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Abby © 2008. Design by Pocket Blogger Templates