Januari 19, 2009

Botoks Di Klinik Gigi

Januari 19, 2009
Sebagian besar orang tidak sadar memiliki kebiasaan mengunyah pada saat tidur, kebiasaan ini mengakibatkan gigi aus dan sensitif, selain itu dapat menyebabkan kelainan sendi rahang akibat tekanan dan beban sendi rahang bertambah. Jika dibiarkan dalam waktu lama tanpa perawatan, akan menyebabkan sakit kepala, nyeri pada bagian leher, dan kesulitan membuka mulut lebar-lebar.

Namun, kini telah ditemukan terobosan baru, botoks yang biasanya digunakan sebagai salah satu cara untuk mempercantik wajah kini dapat dilakukan di klinik gigi. Beberapa gangguan di daerah kepala seperti kelainan pada sendi rahang dan kebiasaan buruk mengunyah saat tidur atau yang lebih dikenal dengan sebutan bruksisme, dapat diatasi dengan melakukan botoks.

Botoks mempengaruhi kemampuan gerak otot. Jika diinjeksikan di sekitar sendi rahang, dapat merelaksasikan otot-otot di sekitarnya sehingga mengurangi ketidaknyamanan atau gangguan yang timbul akibat gigi-geligi aus dan gusi, sementara dilakukan perawatan lain untuk memperbaiki kondisi gigi-geligi yang aus.
Botoks yang merupakan protein toksin bakteri ini dapat menghambat kerja ujung-ujung saraf yang akan mengaktifkan otot-otot. Sehingga efek kontraksi pada tonus otot akan berkurang.

Sejauh ini, botoks jarang menimbulkan efek samping, namun beberapa orang mungkin mengalami gatal-gatal, sakit kepala atau ruam, namun efek samping tersebut bersifat sementara. Beberapa saat setelah injeksi botoks anda juga menemukan benjolan kecil, namun ini akan segera hilang.

Botoks merupakan salah satu alternatif lain bagi pasien yang memiliki kebiasaan buruk mengunyah di malam hari. Dahulu, dokter gigi menganjurkan pasien untuk memakai alat khusus, yang disebut mouthguard, saat tidur untuk mencegah kebiasaan tersebut. Namun, dengan adanya penelitian tentang penggunaan botoks untuk mengatasi kebiasaan tersebut, pasien dapat berlega hati tidak harus memakai alat yang mengunci seluruh gigi-geliginya.

American Dental Association [ADA] belum menentukan kebijakan khusus tentang botoks yang dilakukan oleh dokter gigi. Namun, walaupun aplikasinya oleh dokter gigi masih diperdebatkan, karena dianggap melanggar area kerja dokter bedah plastik dan ahli kulit, serta belum ditentukan daerah anatomi untuk aplikasi botoks oleh dokter gigi, beberapa pasien di Amerika mengaku merasa lega karena tidak harus menjalani injeksi botoks di klinik kecantikan.

Di Indonesia sendiri, praktek ini belum terlalu populer di kalangan dokter gigi karena membutuhkan ketrampilan dan pengetahuan tentang anatomi otot wajah yang adekuat. Dokter gigi memiliki kualifikasi untuk melakukan perawatan di daerah mulut dan sekitarnya, saya kira hal ini menjadi pilihan para pasien yang menjadi konsumen.

Kini, anda yang memiliki kebiasaan mengunyah saat tidur tidak lagi harus menggunakan alat khusus yang dibuatkan oleh dokter gigi, karena anda dapat menjalani terapi botoks di klinik gigi. Namun, injeksi botoks ini harus dilakukan rutin dalam jangka waktu 3 sampai 6 bulan Di Indonesia, botoks umumnya dilakukan di klinik kecantikan kulit atau oleh dokter ahli kulit dengan harga 200-300 ribu per injeksi. Bagi anda yang memiliki kebiasaan buruk tersebut, silahkan berkonsultasi kepada dokter gigi dan ahli kulit anda, jika dokter gigi anda belum memiliki kompetensi untuk melakukan injeksi botoks di kliniknya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Abby © 2008. Design by Pocket Blogger Templates